Kisruh Rumah Tangga Ponakan Berujung Pembunuhan Kepsek

oleh
Kasat Reskrim Polres Sintang AKP Indra Asrianto sedang menginterogasi pembunuh Kepsek

BERITA-AKTUAL.COM – Kamis siang (17/10/2019), berbagai linimasa serta grup WhatsApp di Sintang heboh. Penyebabnya adalah terjadinya pembunuhan Sugimin (54), Kepala SD 24 Mensiap Baru Kecamatan Tempunak, Sintang, Kalbar.

Berita dengan cepat menyebar. Semua orang heboh. Bahkan tidak sedikit yang terkesan “berlomba-lomba” membagikan dimedia sosialnya masing-masing.

Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariadi membenarkan adnya kasus pembunuhan tersebut. Pelakunya sudah ditangkap dan langsung diperiksa oleh penyidik di Mapolres Sintang. Dari pemeriksaan tersebut dketahui pelaku FS merupakan mantan suami siri dari keponakan korban.

“Pembunuhan dilakukan saat korban hendak pergi ke sekolah,” kata Kapolres.

Saat ditemui wartawan di Polres Sintang, FS mengaku menyesal sudah melakukan pembunuhan. Ia mengklaim tidak ada niat untuk membunuh korban. “Saya ndak ada niat membunuh. Semuanya terjadi spontan karena terbawa emosi,” kilahnya.

Sebelum pembunuhan terjadi, FS diketahui sudah membawa pisau. Saat ini ditanya untuk apa pisau tersebut, FS menjawab dengan gelagapan. “Kalau pisau, rencana saya kan memang bukan untuk itu membunuh-red). Untuk berjaga-jaga saja,” kilahnya lagi.

Ia mengaku, niatnya mencegat korban untuk mempertanyakan surat agar dirinya melengkapi administrasi perceraian dengan istri sahnya. Kalau tidak dilengkapi, dirinya diusir dari Desa Mensiap Baru.

“Saya mempertanyakan surat itu. Karena diminta surat cerai dari istri sah. Lagipula mantan istri siri sudah saya kembalikan ke orangtuanya. Kalau tidak melengkapi, saya diusir dari Mensiap Baru,” bebernya.

“Surat pengusiran itu dikekaluarkan oleh perangkat disitu, tapi atas permintaan keluarga mantan istri dan dukungan pak Sukimin (korban-red),” jelasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sintang AKP Indra Asrianto mengatakan kasus tersebut terjadi karena pelaku merasa sakit hati. Sebab, saat mempunyai istri siri dan sering cekcok, korban yang merupakan paman dari mantan istri sirinya sering ikut campur.

“Pelaku punya istri dan anak di Jawa. Mungkin karena ketahuan masih punya anak istri, kemudian, pihak keluarga mantan istri siri menuntut agar menceraikan istri sah di Jawa. Agar, yang bersangkutan fokus mengurus istri di Sintang,” bebernya.

Pelaku didesak menceraikan istri sah bahkan membuat surat pernyataan sebagai jaminan untuk menceraikan dan sangaup memperhatikan keluarga di Sintang.

“Nah, karena tidak senang, tadi pagi sekitar pukul 06.30 pelaku mencegat korban. Setelah berkomunikasinya, keduanya cekcok. Pelaku kemudian mencabut pisau pisau dapur yang sudah dibawanya kemudian menusuk korban dua kali di depan dan samping,” bebernya.

Saat kejadian itu, ternyata ada warga yang melintas. Pelaku kemudian mengancam warga tersebut. “Dia bilang, jangan ikut campur. Ini urusan saya,” kata kasat menirukan ucapan pelaku.

Kemudian, warga yang lewat tadi memanggil masyarakat lain untuk turut membantu. Kemudian ada informasi masuk dan pihaknya bersama-sama menangkap pelaku.

“Pelaku sudah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Korban saat ini di rumah sakit untuk divisum,” katanya.