BERITA-AKTUAL.COM – Belum tersedianya infrastruktur pendidikan hingga ke daerah pedalaman Kabupaten Sintang tak hanya berdampak pada kualitas pendidikan di desa. Tapi juga berpengaruh pada terjadinya angka putus sekolah.
Salah satu daerah di Kabupaten Sintang yang mengalami angka putus sekolah cukup tinggi adalah Desa Ratu Damai, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang. Anak putus sekolah bukan karena mereka tidak mau bersekolah. Tapi karena lokasi sekolah yang jauh dari rumah warga. Sehingga anak kecil dan belum dewasa tidak memungkinkan tinggal jauh dari orang tua untuk bersekolah untuk hidup mandiri.
“Kami juga merindukan pendidikan, SD saja kami jauh. Dengan adanya jembatan gantung Sungai Jungkit yang sudah diresmikan, kami sangat diringankan. Namun untuk menempuh pendidikan SMP kami harus ke Sintang pak,” ungkap Plt Kades Ratu Damai, Tan Markus Filipus, belum lama ini.
Kondisi ini, kata Tan Markus Filipus, membuat banyak anak-anak yang putus sekolah. Karena usia nangung mau sekolah dan mereka belum bisa mandiri jauh dari rumah.
“Mereka belum bisa jauh dari orang tua, ibaratnya gantung kelambu belum bisa masak sayur belum bisa. Ujung-ujungnya kalau anak sekolah, orang tuanya ikut ke sekolah juga. Kalau orang tuanya sudah tak mampu lagi, ndak ada pilihan, terpaksa berhenti sekolah,” bebernya.
“Oleh karena itu ia berharap pada pemerintah agar bisa melihat kondisi yang ada di Desa Ratu Damai. Kami mau sekali berkembang, kami mau memiliki ayah angkat, bila perlu ayah kandung, bukan ayah angkat, agar desa kami banyak mendapatkan pembangunan,” harapnya.