BBM Langka di Pedalaman Sintang, Harga Premium Tembus Rp 22 Ribu per Liter

oleh
Audiensi massa dari Gerakan Keadilan terkait kelangkaan BBM di pedalaman Sintang.

BERITA-AKTUAL.COM, SINTANG – Kelangkaan BBM yang terjadi di pedalaman Sintang dikeluhkan masyarakat. Kelangkaan itu membuat harga BBM meroket, bahkan tembus hingga Rp 22 ribu per liter untuk jenis premium.

“Hari ini saya mendapat WhatsApp dari keluarga di kampung. Harga bensin di Dusun Selabah Desa Sungai Deras Kecamatan Ketungau Hilir Rp 22 ribu per liter,” ungkap Yohanes Agustinus, Ketua DPC Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KABSI) Sintang saat audiensi dengan Wakil Bupati dan Pertamina serta Polres Sintang, Selasa 2 Mei 2023.

Dengan adanya kondisi tersebut, Agus meminta agar Pemda Sintang membuat regulasi agar masyarakat di pedalaman bisa mendapatkan minyak dengan harga yang terjangkau. “Saat ini, buruh menderita sekali. Gaji tidak seberapa sementara BBM mahal. Mau beli minyak juga langka,” ungkapnya.

“Makanya, kalau tidak ada tindakan dari pihak terkait untuk menyikapi masalah ini, kami akan demo besar-besaran,” sambungnya.

Jimi Manopo, tokoh pemuda perbatasan mengatakan bahwa sulitnya mendapatkan BBM bahkan dialaminya sendiri. Ia mengatakan, ketika dirinya membutuhkan BBM untuk suatu pekerjaan di perbatasan, mau membeli di Merakai, Kecamatan Ketungau Tengah, susah sekali.

“Perlu diketahui, untuk hari ini, harga solar di kios-kios Nanga Merakai Rp 14 ribu per liter, bensin campur Rp 16 ribu per liter. Biasanya bensin campur ini digunakan warga untuk speedboat bolak balik ke kampung,” ungkap Jimi.

Makanya, ia ingin agar distrubusi minyak diatur dengan baik. Karena kelangkaan BBM bukan hanya di Ketungau, tapi juga daerah lain seperti Serawai, Ambalau maupun kecamatan lainnya.

“Suplai BBM ke kampung-kampung atau kecamatan-kecamatan harus jadi perhatian serius. Karena infrastruktur di Kalbar khususnya Sintang masih hancur, jadi suplai ke daerah masih susah. Makanya harus diatur,” tegasnya.

Bayangkan saja, kata Jimi, ketika masyarakat benar-benar membutuhkan BBM untuk membawa orang sakit tapi stok malah tidak ada, bagaimana nasib mereka. “Mereka benar-benar butuh minyak, bukan untuk bisnis. Makanya harus ada solusi, agar harga BBM masuk akal, tidak menetapkan harga semaunya. Karena BBM sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pertamina Sintang Agustinus Hermawan mengungkapkan bahwa kuota BBM saat ini untuk Kabupaten Sintang cukup. Untuk distribusi BBM, Pertamina menyerahkan ke transportir kemudian diterima SPBU. “Terkait apakah sampai ke masyarakat atau tidak? Setiap tahun kita diaudit oleh BPK,” ujarnya.

Ia juga mendukung dibuatnya regulasi agar masyarakat bisa mendapatkan BBM dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.