BERITA-AKTUAL.COM – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang, Kartiyus berharap percepatan upaya penurunan stunting di Bumi Senentang berjalan dengan lebih cepat seiiring dengan dilaksanakannya lokakarya pemetaan potensi kolaborasi multi stakeholder dalam percepatan penurunan stunting Kabupaten Sintang yang berlangsung selama dua hari mulai 29 hingga 30 November 2022 di Hotel My Home Sintang.
“Lokakarya yang dilaksanakan selama dua hari ini bertujuan memaksimalkan koordinasi lintas sektor dan multi stakeholder. Melalui lokakarya ini, maka harus lebih maksimal mempercepat penurunan angka stunting kita,” harap Kartiyus.
Lokakarya Kolaborasi Multi Stakeholder dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sintang bekerjasama dengan USAID ERAT. Kegiatan lokakarya yang diselenggarakan ini berfokus pada diskusi identifikasi dan pemetaan masalah atau kendala pelaksaan penurunan stunting di Bumi Senentang. Kegiatan tersebut dibuka Wakil Bupati Sintang Melkianus.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Maryadi menyebut, pentingnya komunikasi dari setiap stakeholder untuk bersama-sama mengoptimalkan peran masing-masing sesuai dengan indikator rencana aksi sangat diperlukan dalam upaya menurunkan angka stunting Sintang.
Dikatakannya, setiap indikator yang ada pada rencana aksi nasional memiliki leading sektor masing-masing dari setiap Organisasi Perangkat Daerah atau OPD yang bertanggungjawab.
“Jadi harus kita optimalkan. Meskipun itu leading sektor dari satu OPD, tidak menutup kemungkinan juga bahwa indikator tersebut memerlukan kolaborasi dari OPD lain sehingga harus saling berkomunikasi,” tegas Maryadi.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sintang menargetkan penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Kemudian target pembangunan berkelanjutan di tahun 2030 berdasarkan capaian di tahun 2024, berdasarkan lima pilar percepatan penurunan stunting melalui program Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting mendorong dan menguatkan konvergensi antar program melalui pendekatan keluarga beresiko stunting.