BERITA-AKTUAL.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr Harysinto Linoh meminta semua pihak memberi perhatian serius pada perkembangan generasi muda di Bumi Senentang. Mengingat saat ini terjadi sedikit pergesaran dalam kesehatan kejiwaan pada generasi muda di Kabupaten Sintang.
“Dan kita ingin cepat melakukan intervensi. Puskesmas tidak akan bisa mengintervensi ini sendirian. Karena teman-teman Puskesmas tidak setiap hari, tidak 24 jam bersama murid-murid Bapak Ibu. Guru-guru tidak 24 jam bersama siswanya. Orang tua juga harus ikut berperan. Ini sudah harus menjadi kesepakatan kita bersama agar seluruh lintas sektor harus benar-benar memberikan perhatian serius demi mempersiapkan generasi yang unggul,” tegasnya.
Harysinto Linoh bercerita, ketika dirinya melayani masyarakat saat buka praktek, beberapa hari lalu ada pasien umur 16 tahun dibawa orang tuanya. Keluhannya anak tersebut susah diajak ngomong. Padahal sebelumnya tidak seperti itu.
“Jadi pasien itu sering melamun sendiri. Diajak ngomong susah, pikirannya seolah-olah buntu. Saya tanya, kenapa? Orang tuanya bilang anak ini sering ikut teman-temannya minum arak selama satu tahun terakhir. Saya jawab, setahu saya, saya kenal banyak orang yang minim arak dari muda sampai tua, pikirannya normal-normal saja, walaupun kadang-kadang sedikit error. Tapi ndak se-error anak ini. Setelah ditanyai ternyata anak tersebut ngelem. Itu sudah merusak saraf otaknya, akibatnya anak ini harus direhab,” ungkap Harysinto Linoh.
Kemudian, beberapa kasus lain ada anak yang susah diajak komunikasi karena sudah kecanduan game online. Ada juga anak-anak kalau handphone ditarik orang tuanya langsung merespon dengan buruk, seperti langsung mememukul ibunya.
“Itu sudah terjadi gangguan mental. Nah fenomena ini bukan cuma terjadi di kota besar. Bukan cuma di Kota Sintang, bahkan sudah sampai ke desa-desa. Di Serawai sudah ada. Jadi di Kemangai sudah ada. Jadi ini harus menjadi perhatian kita sebagai orang tua, sebagai tokoh agama, sebagai tenaga kesehatan, sebagai teman-teman yang bertugas di Kemenag, Kapolsek, Danramil maupun Pak Camat,” ujarnya.
“Ini harus jadi perhatian. Bukan hanya tugas Puskesmas, sekolah, tapi juga tugas ibu-ibu PKK, tokoh agama. Kita sama-sama. Kalau kita tidak cepat mengintervensi hal ini maka fase generasi emas yang seharusnya jadi bonus demografi Indonesia, pasti akan terlewat. Mereka akan jadi generasi tidak produktif,” pungkas Harysinto Linoh.