BERITA-AKTUAL.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr Harysinto Linoh menegaskan bahwa masalah stunting menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sintang.
Ia mengatakan, masalah stunting adalah masalah multi dimensi. Untuk itu perlu merencanakan dan melaksanakan 8 aksi konvergensi. Yaitu: analisis stuasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Peraturan Bupati Sintang tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting dan review kinerja tahunan.
Harysinto menjelaskan, dalam penurunan stunting terdapat 8 aksi, salah satunya membuat program kampung gizi di setiap desa.
“Dalam program ini, anak – anak yang gizi buruk, gizi kurang akan dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan oleh desa. Kemudian dilaksanakan seperti makan siang bersama. Sambil konsultasi antara ahli gizi dengan orang tua pasien gizi buruk atau gizi kurang,” jelasnya.
Lewat momen ini juga, kata Harysinto, masyarakat akan diajari pengolalahan makanan dari bahan lokal. Jadi setiap bulan akan dilakukan pengukuran status gizi yang akan dilakukan ahli gizi dari pusksesmas, sehingga lebih instensidf untuk menurunkan gizi buruk, stunting atau gizi kurang.
Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang sedang mengebut upaya untuk menurunkan angka stunting. Untuk menurunkan angka stunting, ada persoalan yang harus segera diatasi, yakni kesejahteraan masyarakat, ketersediaan pangan dan gizi.
“Pemerintah Kabupaten Sintang ingin menurunkan angka stunting sehingga setidaknya sama dengan target nasional, 14 persen pada 2024. Untuk mewujudkan itu, tentunya harus inovatif dan inovasi, kemudian Puskesmas harus melakukan kunjungan ke rumah, agar tidak ada lagi alasan program penurunan angka stunting mengendor,” pungkas Harysinto.