BERITA-AKTUAL.COM – Pembangunan border Tipe B di Desa Sungai Kelik Kecamatan Ketungau Hulu, hendaknya mengakomodir keinginan masyarakat perbatasan. Agar, pembangunan tersebut tidak menimbulkan masalah baru atau muncul konflik sosial.
“Saya berharap pemerintah daerah melakukan pembinaan, terutama pada masyarakat di perbatasan. Jangan sampai dibukanya border malah menimbulkan persoalan baru. Seperti kecemburuan sosial atau masalah lainnya,” kata Heri Jambri, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang pada berita-aktual.com, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, kata politisi asal Kecamatan Ketungau Hulu ini, pemerintah harus betul-betul berpihak pada masyarakat yang ada perbatasan. Terutama dari segi pembangunan ekonominya. Bukan pembangunan militernya.
“Nah, yang ada sekarang pemerintah melakukan pendekatan militer dengan menampatkan pasukan di perbatasan. Bukan melakukan pendekatan ekonomi,” nilai dia.
Ia bersyukur, pemerintah sudah melakukan pendekatan pembangunan dengan membangun infrastruktur di perbatasan Sintang-Malaysia.
“Tapi, itu belum cukup. Pendekatan dan penguatan ekonomi pemerintah sangat penting, baik dilakukan oleh pusat maupun pemerintah daerah,” tegasnya.
Legislator yang juga Ketua Partai Hanura Sintang ini juga berpesan pada masyarakat perbatasan agar terbuka dengan siapapun. Mengingat, pembangunan border membawa dampak mobilisasi orang dari berbagai daerah.
“Saya berharap masyarakat saling menjaga. Terutama terkait kondisi masyarakat yang ada di tempat. Kita harus bisa menerima semua orang. Karena, kalau border dibuka, pasti semua orang akan datang ke sana,” pesannya.
Heri mengaku, belum lama ini dirinya baru saja mengunjungi perbatasan untuk melihat sejumlah pembangunan yang berlangsung.
“Di sana sudah dimulai proses pembangunan jalan dari sungai ke batas Malaysia. Badan jalan sudah dibuka cukup lebar, sekitar 10 meter. Panjangnya sekitar 8 kilometer. Lokasinya di Desa Sungai Kelik ke titik 0,” bebernya.