BERITA-AKTUAL.COM – Bupati Sintang Jarot Winarno menegaskan bahwa pemerintah sudah memonitor kepulangan warga dari zona merah untuk mencegah penularan COVID-19.
“Sejak tanggal 14 Maret 2020, kita sudah memonitor orang-orang Sintang yang kembali dari zona merah atau daerah yang terkonfirmasi COVID-19. Baik itu anak-anak sekolah, mahasiswa dan orang biasa. Orang luar yang masuk Sintang juga kita monitor,” tegas Jarot.
Ia mengatakan, sejak tanggal 14 Maret 2020 orang yang melapor kemudian ditetapkan sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP). Jumlahnya sebanyak 4.700 orang. Dari jumlah itu, lebih dari 3.200 orang merupakan pelajar dan mahasiswa.
“Mereka kembali ke Sintang karena sekolahnya libur, kampusnya atau Pondok Pesantrennya tutup karena COVID-19 atau penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dibeberapa kota,” jelasnya.
Dijelaskan Jarot, dari 3.200 pelajar dan mahasiswa yang kembali ke Sintang, dirinya sejak awal sudah memonitor Pondok-Pondok yang berpotensi tertular COVID-19.
“Kemudian didapat info bahwa ada santri yang pulang ke Malaysia dari Temboro, Magetan, Jawa Timur, terkonfirmasi positif COVID-19,” jelasnya.
Mendapat informasi itu, kata Jarot, dirinya kemudian memerintahkan agar santri dari Magetan yang pulang ke Sintang dicari. Karena, ada yang sudah cukup lama tiba Sintang. Itulah yang dinamakan proses penyelidikan epidemologi.
“Dari penyelidikan epidemologi itu, ketemukan sekitar 40 anak. Sudah kita rapid test, hasilnya 3 orang reaktif. Setelah itu, kita ungsikan untuk isolasi mandiri di tempat yang sangat aman. Yakni gedung diklat di Komplek Gedung Serbaguna. Mereka sudah swab tenggorokan, hasilnya kita tunggu. Mereka akan kita pulangkan setelah hasil testnya negatif,” katanya.