BERITA-AKTUAL.COM – Dibawah guyuran gerimis, Bupati Sintang, Jarot Winarno memimpin apel simulasi penanggulangan krisis kesehatan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2019, Kamis (31/10/2019).
Jarot mengatakan, udara kotor yang disebabkan oleh asap kebakaran hutan dan lahan bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia. “Yang kita rasakan ialah iritasi pada mata, iritasi tenggorokan, iritasi kulit dan sampai gangguan pernapasan,” katanya.
Terkait kebakaran hutan dan lahan, lanjut Jarot, masyarakat Sintang juga pernah merasakan dampak dari asap kebakaran hutan dan lahan yang luar biasa.
“Beberapa bulan lalu, pada tanggal 5 September 2019, dalam satu hari pernah mencapai 699 titik api atau hotspot. Sehingga dampak pekatnya kabut asap tersebut, sekolah kita liburkan, penerbangan dibatalkan, jarak pandang terbatas. Bahkan ada juga kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Sehingga kita juga menikmati kalitas udara yang buruk, bahkan Indeks Standar Pencemaran Udara pernah menyentuh di angka 296 dengan kategori sangat tidak sehat,” lanjutnya.
Makanya, Bupati Sintang memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan simulasi penanggulangan krisis kesehatan. Sebab untuk memberikan keterampilan bagi tenaga kesehatan terkait penanggulangan sejak dini terhadap masyarakat yang terkena dampak asap karhutla.
“Tentunya teman-teman di Kabupaten Sintang khususnya tenaga medis, dengan adanya kegiatan ini dapat dibekali dengan keterampilan untuk menanggulangi efek buruk kesehatan yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan secara dini,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr. Harysinto Linoh, menjelaskan tujuan diselenggarakannya kegiatan simulasi penanggulangan krisis kesehatan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang. “Kegiatan untuk membuat tim terlatih untuk menangani krisis kesehatan di Kabupaten Sintang,” kata dr. Sinto.
Menurut dr. Harysinto Linoh, tim krisis kesehatan Kabupaten Sintang, tidak hanya menanggulangi kebakaran hutan dan lahan saja. Tapi juga menangani bencana banjir, krisis kejadian luar biasa seperti penyakit rabies lainnya. “Tapi hari ini kita fokuskan untuk penanganan krisis kesehatan asap dari kebakaran hutan dan lahan,” tuturnya.