BERITA-AKTUAL.COM – Belum lama ini, Kabupaten Sintang dihebohkan dengan kasus yang menimpa pelajar. Kasus pertama adalah bunuh diri. Sedangkan kasus kedua merupakan perundungan (bullying) di sekolah.
Viralnya kasus tersebut kemudian ditanggapi oleh Welbertus, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang. “Pertama, tentu perlu adanya perhatian khusus dari orang tua maupun sekolah. Selain itu, pendampingan dari sisi keagamaan juga penting,” kata Welbertus pada berita-aktual.com usai pembukaan Jemelak Expo di Kelurahan Akcaya beberapa waktu lalu.
Ia menilai, perlunya pendampingan keagamaan karena masalah bunuh diri berkaitan dengan rasa frustasi. Artinya, ada persoalan pribadi yang tidak tersampaikan oleh yang bersangkutan. Baik kepada orang tua, teman-temannya maupun pihak sekolah.
“Imbauannya supaya diberikan pendamingan. Baik melalui tokoh agama atau pihak lain. Karena, ini terkait persaoalan yang tidak tersampaikan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus mengaku prihatin dengan kasus bunuh diri pelajar. Menurut Yustinus, generasi muda, pelajar harus terbuka dengan keluarga, terutama orang tua.
Setiap persoalan apapun, harus didiskusikan. Bukan denga mengakhir hidup. “Jika ada permasalahan utarakanlah dengan keluarga atau orang tua,” pesan Yustinus.
Bagaimanapun, kata Yustinus, orang tua punya peran penting dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk membimbing anak agar tidak terjerumus perilaku negatif. Supaya, mereka tidak memilih menyelesaikan permasalahannya sendiri yang berujung pada tindakan yang tidak kita inginkan bersama.