BERITA-AKTUAL.COM – Berada di daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia membuat banyak warga perbatasan di Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, mengandalkan produk-produk dari negeri Jiran, Malaysia. Salah satunya pupuk pertanian.
“Pupuk ada. Masih ada juga orang kita (warga perbatasan) yang membeli pupuk di Malaysia. Karena memang pupuk di Malaysia terjamin kualitasnya. Mereka tidak pakai pupuk kelas satu, kelas dua atau kelas tiga. Karena di sana produk apapun dimonitor oleh pemerintah, harga barang dimonitor oleh pemerintah. Kalau di daerah kita kan tidak,” kata Heri Jambri, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang pada wartawan usai rapat paripurna DPRD beberapa waktu lalu.
Menurut legislator yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kabupaten Sintang, warga perbatasan yang membeli pupuk Malaysia biasanya secara ekonomi termasuk kalangan yang mampu.
“Orang-orang yang mampu beli ke Malaysia. Karena pupuk di sana kualitasnya jauh lebih baik dibanding produk kita. Untuk harga memang relatif mahal karena pembeliannya menggunakan mata uang dollar,” ungkapnya.
Untuk pupuk lokal, kata Heri Jambri, memang masih banyak yang menggunakannya. Tapi banyak juga yang ragu menggunakannya. Apalagi ada info kalau pupuk tersebut dioplos.
“Karena di Indonesia, kalau kita lihat di media, jangankan pupuk, oli saja dioplos. Bahkan itu jenis oli yang top milik Pertamina. Bayangkan betapa bobroknya pengawasan produk di daerah kita. Apalagi pupuk yang produknya sendiri sangat vital,” ujarnya.