BERITA-AKTUAL.COM – Karet adalah salah satu komoditas utama yang dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Komoditas ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam budaya pertanian turun-temurun, tersebar di seluruh wilayah dan menjadi pilar utama dalam perekonomian sehari-hari masyarakat Kabupaten Sintang.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sektor karet di Kabupaten Sintang menghadapi berbagai tantangan, seperti produktivitas rendah, penurunan harga karet, dan kendala akses terhadap sarana produksi pertanian yang mutakhir. Selain itu, ada permasalahan terkait dengan deforestasi yang dihubungkan dengan produksi karet.
Untuk mengatasi tantangan ini dan mengembalikan eksistensi komoditas karet alam sebagai aset ekonomi yang berkelanjutan dan produktif, Pemerintah Kabupaten Sintang bekerjasama dengan Rainforest Alliance, Universitas Tanjungpura, dan IPB University untuk menyusun Peta Jalan Karet Berkelanjutan Kabupaten Sintang 2024 – 2044.
Dokumen ini menguraikan bagaimana strategi dan langkah-langkah konkret Kabupaten Sintang dalam mengembangkan sektor karet yang berkelanjutan, mengatasi masalah pengembangan karet, mengidentifikasi tantangan, termasuk Strategi peningkatan demand dan serapan Bahan Olahan Karet (Bokar).
Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang, Gunardi Sudarmanto mengatakan bahwa kajian dan analisis yang mendalam telah dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan, potensi, dan hambatan sektor karet rakyat di Kabupaten Sintang.
“Dokumen ini bukan hanya sekadar panduan, tetapi juga mengarahkan kita untuk menjalankan langkah-langkah konkret dalam perbaikan tata kelola, meningkatkan produktivitas, keberlanjutan usaha, dan daya saing sektor karet alam. Serta juga menggarisbawahi pada pentingnya pelestarian hutan, ekosistem, dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan,” ujar Gunardi Sudarmanto.
Ia mengatakan, mengingat pentingnya upaya pengelolaan karet di Kabupaten Sintang, maka setelah kegiatan ini, selanjutnya dokumen Peta Jalan Pengelolaan Karet Berkelanjutan akan segera diregulasikan melalui Peraturan Bupati.
Dikesempatan itu, Gunardi atas nama Pemerintah Kabupaten Sintang menyampaikan terima kasih kepada Rainforest Alliance atas kerjasama yang kuat selama ini untuk bersama-sama dalam penyelenggaraan perkebunan berkelanjutan, khususnya dalam mendorong pengelolaan karet berkelanjutan di Kabupaten Sintang.
“Melalui kerja sama yang kuat, maka kita akan dapat mengubah masa depan sektor karet menjadi kembali cerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memastikan keberlanjutan komoditas karet, dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sintang,” ujarnya.
Kegiatan Jangka Panjang
Manager Community and Smallholder Forestry Rainforest Aliance, Mohammad Zainuri Hasyim mengatakan bahwa Peta Jalan Pengelolaan Karet Berkelanjutan Kabupaten Sintang bertujuan untuk menyusun langkah-langkah jangka panjang selama 20 tahun kedepan. “Jadi ini pendekatakan komprehensif mulai dari aspek tata guna lahan, produksi, kesejahteraan masyarakatnya sampai pada aspek keberlanjutan. Apalagi isu keberlanjutan sangat mengemuka saat ini, sehingga peta jalan ini sangat relevan,” katanya.
Terkait bagaimana RA masuk ke dalam penyusunan peta jalan karet berkelanjutan, kata Zainuri, hal ini tidak terlepas dari bergabungnya RA Internasional dalam jaringan Sustainable Natural Rubber, kemudian menginisiasi flatform indonesia untuk karet berkelanjutan. “Kami kemudian bertemu Bupati untuk menyampaikan bahwa perlu menyusun program pengelolaan karet berkelanjutan di Sintang, dan itu disambut positif oleh beliau,” jelasnya.
Ia mengakui banyak tantangan dalam pengelolaan komoditi karet, mengingat saat ini harganya terus turun bahkan banyak kebun yang dikonversikan menjadi perkebunan sawit. “Ini kondisi anomali dalam konteks perdagangan, saat produksi menurun harga tidak naik. Ini kan anomali ya. Tapi secara produksivitas, kita memang rendah dibanding negara lain seperti Thailand dan Vietnam,” jelasnya.
“Belum lagi data luasan perkebunan karet yang masih menggunakan data lama, makanya perlu update. Nah peta jalan ini salah satunya akan menjawab permasalahan ini,” jelasnya.
Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang, Arif Setya Budi mengatakan bahwa peta jalan pengelolaan karet berkelanjutan merupakan arah kebijan Pemkab Sintang dalam pengembangan komoditi karet rakyat. Dalam peta jalan memuat timeline waktu, program kegiatan, arah kebijakan, target dan lainnya. “Peta jalan ini semacam rencana aksi juga. Jadi peta jalan ini jadi panduan pemerintah kabupaten atau lembaga mitra yang ingin berkontribusi dalam mendukung kegiatan ini, sehingga program kegiatan menjadi terstruktur,” jelasnya.
Arif juga menanggapi kendala dalam pengembangan karet rakyat, salah satunya harga rendah dan banyaknya kebun yang dikonversikan ke perkebunan kelapa sawit. “Untuk harga karet, kita berpatokan pada harga pasar komoditas. Harganya kan sudah pasti, misalnya harga dunia Rp 18 ribu per kilogram. Nah kita di pemkab hanya bisa memperpendek rantai pasok, agar pabrik membeli ke petani tidak terlalu jauh selisih harganya, tentunya dengan memperhatikan banyak hal. Nah melalui peta jalan ini kita atur bagaimana agar kelembagaan petani kontraknya bisa langsung dengan pabrik atau tidak melalui pengepul lagi,” pungkasnya.