SINTANG – Hingga saat ini, Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada banyak masalah persampahan. Mulai dari semakin minimnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS), volume sampah yang semakin meningkat hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang overload.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus mengatakan bahwa pemerintah daerah sudah lama menyiapkan lokasi untuk pembangunan TPA. Tapi pembiayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum sampai hari ini belum turun.
“Bupati sejak zaman Pak Jarot sudah tanda tangan MoU dengan Dirjen Cipta Karya untuk membangun TPA atau IPLT. Kita juga sudah siapkan tanah 11 hektar di jerora, bahkan Amdalnya sudah ada. Jadi tugas pemerintah daerah sudah selesai, tinggal pembiayaan melalui APBN melalui Kementerian PU Dirjen Cipta Karya,” kata Kartiyus.
Ia mengakui, TPA Sintang di Desa Balai Agung Kecamatan Sungai Tebelian sudah penuh sekali. “Ndak ada lagi tempat, sudah macam gunung aja sampahnya,” katanya.
“Kedepan akan kita follow up soal pendanaan dari pusat. Kita tindallanjuti lah. Sudah lama lama terkatung-katung dan tidak ada anggaran dari pusat. Malah Sekadau sudah dapat, dan Sintang belum. Padahal sampah di Sintang lebih banyak dari Sekadau. Sampah rumah tangga dalam kota dalam sehari mencapai 10 ton,” bebernya.
Kartiyus mengaku, selaku pribadi dirinya berencana membuat bisnis pengolahan sampah setelah pensiun.
“Ndak apa-apa lah bantu pemda. Aku mau mengolah sampah jadi briket untuk dijual lagi. Karena informasi Pak Igor (Kadis Lingkungan Hidup), untuk sampah plastik saja kita 20 ton sehari. Kalau aku dapat investornya, kita akan bikin pengelololaan sampahnya di TPA untuk untuk mengurangi jumlah sampah yang menggunung,” pungkasnya.







