BERITA-AKTUAL.COM – Ketua Komisi A DPRD Sintang Santosa meminta masyarakat yang pergi ke luar daerah agar lapor diri ke Dinas Kesehatan. Lapor diri penting untuk membantu tugas pemerintah dalam upaya mengantipasi virus corona atau covid-19.
“Jika pernah pergi ke daerah yang sudah terpapar positif covid 19, tentu ada kemungkinan kita terkena wabah ini. Jadi, janganlah karena kita, orang lain menjadi korban. Oleh karena itu, wajiblah melapor dan memeriksakan diri ke Dinas Kesehatan. Serta wajib menjaga jarak dengan orang lain atau karantina mandiri,” kata Santosa ketika dihubungi berita-aktual.com, Rabu (18/3).
Perlunya lapor diri, kata Santosa, karena semua orang punya hak hidup sehat. Dan sebagai manusia, kita tentunya ingin menjadi orang baik dan selalu sehat, serta disenangi semua orang.
“Karena saat ini ada wabah covid-19, lapor diri dan menjalani karantina selama 14 hari sangat penting. Mengingat, setelah periode itu barulah diketahui apakah kita benar-benar sehat atau sakit. Dan masa inkubasi virus biasanya selama 14 hari. Setelah itu barulah kita kembali bersosialisasi seperti biasa.
“Kita jangan jadi orang egois. Jangan karena punya uang untuk jalan-jalan ke luar negeri, begitu kembali, kita hanya memikirkan diri sendiri. Ikutilah protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” imbau Santosa.
Apalagi, sambung dia, masih banyak orang di luar sana hidupnya pas-pasan. Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. “Kalau karena kita mereka menjadi korban, dosa menanti kita,” ucapnya.
Santosa membeberkan bahwa dirinya dan istri saat ini juga sedang melaksanakan karantina mandiri. Ia mengaku sudah melapor ke hotline Dinas Kesehatan paska kepulangan dari Bandung-Ciamis-Tangerang-Jakarta-Pintianak.
“Iya, sekarang karantina mandiri. Untuk menjaga saja. Ga boleh egois, kasian mereka yang imunnya lemah,” ucapnya.
Terkait penanganan corona di Sintang, Santosa menilai pemerintag cepat tanggap. Terutama Dinas Kesehatan. Namun masih terdapat polemik penafsiran imbauan dilarang berkumpul dalam jumlah ramai, hindari pertemuan dan kerumunan. Tetapi kenyataannya anak anak masih bersekolah. Dan jelas dalam jumlah ratusan bahkan ribuan anak berkumpul disitu saling berinteraksi.
“Makanya kita menunggu langkah yang akan diambil. Agar masyarakat tidak khawatir dengan anak-anak yang masih beraktivitas di kerumunan,” pungkasnya.