BERITA-AKTUAL.COM – Dispekulasikan bakal pecah kongsi pada Pemilihan Bupati (Pilbub) Sintang tahun 2020, Jarot Winarno tampak “mesra” dan kompak ketika menghadiri tanam perdana sawit di Desa Swadaya Kecamatan Ketungau Tengah, Rabu (18/9/2019).
Duduk sejajar di barisan kursi paling depan, keduanya beberapa kali terlihat berbincang akrab disela seremonial itu. Sebelumnya, pernyataan “pecah kongsi” diungkapkan Ketua DPD Nasdem Sintang Herry Samsudin saat mendaftar ke DPC PDI Perjuangan beberapa waktu lalu. Dasarnya, Askiman yang merupakan Wakil Bupati Sintang, mendaftar ke DPC DPI P sebagai bakal calon bupati dengan menggandeng Agrianus sebagai bakal calon wakil bupati.
Ketika ditanya terkait isu pecah kongsi, Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan bahwa, apa yang disampaikan Askiman menjawab isu tersebut benar adanya.
“Apa yang diklarifikasi oleh Pak Wakil itu sudah benar. Umur jelas ndak bisa bohong. Dengan intensitas saya yang luar biasa ke lapangan, tentu berpengaruh pada kesehatan. Makanya, saya mau sembuh dulu,” kata Jarot.
Kemudian, kata Jarot, untuk memastikan maju Pilbub Sintang dirinya harus mendapat izin dari keluarga, terutama istri. “Kalau sudah sembuh, dapat izin istri, baru saya mengambil keputusan terkait maju tidaknya pada Pilbub. Proses itu sekitar bulan Februari lah, ” tegasnya.
Ia menegaskan izin keluarga sangat penting. Apalagi, keluarganya adalah ustazah. “Istri lebih alim dari saya. Dalam Islam, sesuai hadist Abu Hurairah tua itu umur 40, uzur umur 60. Kebetulan, pada Junuari nanti saya berumur 60 tahun. Jadi, saya boleh diskusi dengan istri setelah berumur 60 tahun,” jelasnya.
“Karena menurut paham istri saya, ketika 60 tahun pasti akan berbeda cara pikirnya. Belum tentu you mau lagi (maju Pilbub-red),” ucap Jarot menirukan perkataan istrinya. “Jadi kita tunggu lah,” sambungnya.
Mengenai pendaftaran dirinya saat penjaringan DPC PDI Perjuangan Sintang, Jarot menyebut hal itu dilakukan oleh partai (DPD Nasdem Sintang). “Partai mendaftar atas komunikasi yang baik antara Nasdem dengan PDI Perjuangan. Jadi, PDIP mengajak, maka kami mendaftar,” katanya.
“Ini sebagai tanda menghargai PDIP dan Nasdem siap bekerjasama. Cuma Nasdem ya bupati lah. Kalau mereka mau wakil, silakan,” katanya.
Soal belum menyertakan nama wakil saat mendaftar, Jarot menyatakan kalau hal itu dikarenakan dirinya belum pasti maju. “Selain itu, untuk menentukan nama wakil perlu survei,” jelasnya.
Apalagi, sambung Jarot, ada beberapa peraturan yang harus dicermati. Setelah angota DPR RI yang dilantik nanti, ada proses kedua revisi terbatas Undang Undang Pemilu Nomor 10 tahun 2016.
“Nah, yang kita cermati adalah waktu. Karena kemungkinan besar Cuma 2024. Jadi, kami berdua tinggal tersisa masa jabatan 3,5 tahun. Kedua, persyaratan calon juga dicermati dulu,” katanya.
Jadi, ketika peraturan sudah mantap, pertimbangan makin kuat. “Saya pun, ketika sudah ada izin keluarga, baru melakukan survei,” jelasnya.