BERITA-AKTUAL.COM – Dalam tradisi Melayu, prosesi gunting rambut merupakan adat yang dilakukan pada anak yang baru lahir. Hingga kini, tradisi tersebut terus dilestarikan. Salah satunya oleh masyarakat Melayu Kabupaten Sintang.
Dan pada Minggu (2/8), pasangan Hermansyah (Camat Belitang, Kabupaten Sekadau) dan Fatri Diana Kartawidjaja (putri dari Ade Kartawidjaja, Ketua Umum MABM Sintang), menggelar acara gunting rambut dan turun anak ke aik untuk putri mereka Shamara Thara Shaqueena.
Kegiatan yang diselenggarakan MABM Sintang dengan tajuk Pagelaran Adat Budaya Melayu Sintang ini, berlangsung di Rumah Adat Melayu Tepak Sireh. Hadir Bupati Sintang Jarot Winarno, Bupati Sekadau Rupinus, Wakil Bupati Sekadau Alyosius, Pj Sekda Sekadau Nurhadi serta undangan lainnya.
Prosesi gunting rambut dan aqiqah, dimulai dengan acara menjenguk awan. Dilanjutkan dengan acara turun ke aik. Lalu, naet langkau tebu. Kemudian, pembacaan Al Barzanji.
“Adat menjenguk awan dilakukan pukul 6.30. Setelah itu dilanjutkan dengan adat turun ke aik di Sungai Kapuas depan pendopo Bupati,” kata Hermansyah.
Ia mengatakan, prosesi yang digelar selain sebagai wujud syukur pada Allah. Juga merupakan upaya untuk melestarikan warisan budaya Melayu.
“Adat dan budaya orang tua kita terdahulu harus kita lestarikan. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sejarah dan pesan moral. Makanya, kita wajib melestarikannya,” ucapnya.
Kurniawan, Sekretaris MABM Sintang mengatakan, warisan budaya merupakan hasil kerja intelektual leluhur di masa lalu. Adat budaya adalah kekayaan yang sama dan sejajar dengan modal dasar pembangunan lainnya. Baik sumber daya alam dan teknologi.
“Oleh karenanya, MABM Kalbar termasuk Sintang, punya cita-cita besar untuk melestarikan adat budaya Melayu sebagai salah satu modal pembangunan di daerah ini. Kami ingin melestarikan seluruh corak dan khasanah kebudayaan Melayu yang pernah hidup dan dipraktekkan sampai saat ini. Salah satunya acara gunting rambut dan turun anak ke aik yang dilaksanakan hari ini,” ucapnya.
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, rangkaian acara adat yang dikombinasikan sunnah Rasul, merupakan salah satu keluhuran budaya Melayu yang bersendikan Kitabullah.
“Ini yang mahal, jarang dan membuat kita bahagia. Karena, kalau kita menjunjung adat istiadat, insha Allah negeri kita semakin maju,” ucapnya.
Selain itu, dengan hadirnya pemimpin baik dari Sintang dan Sekadau bersama MABM, merupakan hal yang luar biasa.
“Dengan hadirnya masyarakat dari berbagai komponen bangsa menunjukan bahwa adat budaya merupakan medium yang sefektif untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi. Ini juga menujukan bahwa kita ini bertujuan baik. Ingin memajukan Sintang maupun Sekadau,” ucapnya.
Bupati Sekadau, Rupinus mengatakan, adat istiadat Melayu harus dilestarikan karena menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. “Ciri khas bangsa Indonesia adalah adat istiadat dan budaya dari berbagai macam suku, agama dan golongan. Ini harus kita lestarikan,” tegasnya.