RSUD Ade M Djoen Sintang Bantah Menolak Pasien Miskin

oleh
Legit ketika tiba di IGD RSUD Ade M Djoen Sintang.

BERITA-AKTUAL.COM – Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang membantah menolak pasien miskin untuk menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

”Semua itu tidak benar,” tegas Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dr Rosa Trifina saat konferensi pers di Rumah Sakit Rujukan Ade M Djoen, Senin siang (10/8).

Klarifikasi itu disampaikan RSUD Ade M Djoen Sintang merespon keluhan warga atas nama Legit, warga Desa Margahayu, Kecamatan Ketungau Tengah. Yang bersangkutan sempat ke rumah sakit dengan dibantu oleh Wakil Ketua DPDRD Sintang, (Sabtu 8/8). Ia mengaku tidak mendapat pelayanan memuaskan.

Selama ini, kata Rosa, RSUD Ade M Djoen sebagai rumah sakit milik pemerintah daaerah selalu menerima pasien tanpa melihat status sosial. “Bahkan untuk pasien tidak mampu atau terlantar, dialokasikan secara khusus dana pembiayaan perlakukan khusus di Pemkab Sintang,” bebernya.

Rosa kemudian menjelaskan standar prosedur operasional yang berlaku di RSUD Ade M Djoen Sintang khususnya Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah berdasarkan indikasi medis.

“Jadi, berdasarkan pemeriksaan dokter IGD yang bertugas, pasien dalam kondisi sadar penuh dan keluhan yang dirasakan pasien tidak ada. Selanjutnya, dokter berkonsultasi dengan dokter penanggungjawab,” katanya.

“Karena tidak ada indikasi medis pasien tersebut harus rawat inap, kemudian disampaikan pada pasien. Bahwa, disarankan datang kembali ke Poliklinik RSUD Ade M Djoen pada Senin 10 Agustus, untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan,” jelas Rosa.

Dikatakan Rosa, pelayanan instalasi gawat darurat untuk kasus-kasus yang tidak termasuk kriteria emergency, tetap dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur operasional yang berlaku. Mereka akan diberikan obat sesuai indikasi dan dianjurkan kontrol kembali ke poliklinik untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Jadi berdasarkan catatan rekam medis pasien dan hasil penelusan serta klarifikasi kami dengan petugas pelayanan, bahwa telah dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Pasien didiagnosa rahim turun. Pasien tersebut belum ada indikasi harus rawat inap pada hari itu. Keadaan umum pasien baik. Pasien sadar. Tanda vital seperti nafas, tensi dan nadi, semua normal. Pasien juga mengaku tidak demam. Batuk, pilek dan nyeri juga tidak dirasakan. Pasien juga tidak ada mual muntah. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan,” jelasnya.

Karena semuanya mengindikasikan tidak perlu rawat inap, sambung Rosa, maka disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut pada hari Senin. Selain itu, karena masa pandemi COVID-19. Dalam upaya pencegahan COVID-19 pada pasien, petugas, keluarga maupun pengunjung, maka berlakukan protokol kesehatan dan skrining yang ketat.

“Untuk pasien yang dirawat inap, benar-benar yang terindikasi medis untuk dirawat,” jelasnya.

Penjelasan Pasien

Sementara itu pada Senin pagi, Legit dibawa dari penginapan di Kelurahan Tanjung Puri ke RSUD Ade M Djoen Sintang. Legit didampingi Dinas Sosial serta Wakil Ketua DPRD Sintang, Heri Jambri. Selama berada di Sintang, semua keperluan Legit dibantu oleh politisi Hanura tersebut. Mengingat yang bersangkutan merupakan orang tidak mampu. Dan tidak punya siapa-siapa di Kota Sintang.

Kepada wartawan yang menemuinya, anak Legit yakni Nila, menjelaskan kondisi yang terjadi saat dirinya datang ke RSUD Ade M Djoen Sintang bersama ibunya, Sabtu lalu.

“Kami sempat nanya kenapa ndak dirawat. Mereka bilang, ndak. Harus nunggu hari Senin. Padahal kita ingin dirawat saja dulu. Setelah itu pada hari Senin, baru ke poli. Mereka bilang ndak bisa. Kemudian kami pulang, ndak dikasik apa-apa. Ndak dikasik obat. Cek darah pun, ndak,” bebernya.

Ia mengaku sudah empat malam di Sintang. Mereka datang ke Sintang menggunakan jasa angkutan mobil. “Ibu sakit, rahimnya. Batuk juga dan demam. Itulah yang mau kita periksa,” jelasnya.

Warga Tidak Mampu

Wakil Ketua DPRD Sintang, Heri Jambri menjelaskan bahwa dirinya membantu warga tersebut setelah menerima telepon dari Nila, anak dari Legit. Mereka tidak tahu-apa di Sintang dan hendak berobat.

“Begitu tiba di Sintang, langsung diantar ke penginapan. Mereka berharap bisa berobat di rumah sakit. Begitu tiba, ndak ada yang ngurus. Mau dibawa ke mana, juga ndak tahu. Uang juga ndak ada. Akhirnya saya datang dengan sopir dan kondisinya memang seperti itu,” jelasnya.  

Setelah itu, kata Heri, dirinya menghubungi Direktur RSUD Ade M Djoen bahwa ada pasien yang ingin berobat namun tidak mampu. Kemudian diarahkan agar menelepon ke Dinas Sosial. Setelah itu, dirinya diarahkan lagi untuk menelpon kembali ke Direktur RSUD Ade M Djoen.

“Oleh Direktur RSUD Ade M Djoen, disuruh datang ke rumah sakit. Lalu, yang bersangkutan diantarlah sama supir saya ke sana. Namun, oleh dokter disuruh pulang lagi. Jadi, ndak diapa-apakan. Makanya saya kecewa. Seharusnya ditangani dulu. Jangan sampai karena mereka tidak ada BPJS atau tidak mampu, lalu ndak diurus. Ini yang membuat saya kecewa,” ucapnya.

Karena, Ade M Djoen merupakan rumah sakit pemerintah. Tugasnya melayani masyarakat tidak mampu. “Kalau orang kaya, berobatnya ke luar negeri, Pontianak atau Jakarta. Tapi kalau masyarakatnya ndak mampu, mereka mendatangi rumah sakit pemerintah. Sudah menjadi tugas pemerintah untuk melayani masyarakat tidak mampu,” jelasnya.

Dikatakan Heri, setelah kembali ke penginapan, dirinya menghubungi Kepala Dinas Kesehatan. Kemudian ditanggapi positif dengan mengirim tim medis ke penginapan dan memberi obat.

“Akhirnya, hari ini saya minta tolong lagi ke Dinas Sosial. Karena, mereka ndak ada yang mengurus. Ibu Legit ini janda. Anaknya juga janda. Selama di Sintang, sayalah yang membantu sejumlah keperluan. Makanya, saya mengharapkan agar mereka diurus dengan baik,” pintanya.

Buatkan BPJS Kesehatan

Kabid Rehabilitasi Sosial Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Sintang, Erniyati  mengatakan bahwa, pihaknya akan membawa Legit ke rumah sakit supaya diperiksa penyakitnya. Jika harus opname. Maka, opname saja.

“Mengenai biaya, nanti kami bicarakan dengan dr Rosa (Direktur RSUD Ade M Djoen-red),” jelasnya.

Sementara, kata Erniyati, pihaknya sudah mengurus BPJS Kesehatan yang bersangkutan. “Namun, setelah sebulan baru aktif. Jadi, belum bisa digunakan,” jelasnya.  

Direktur RSUD Ade M Djoen dr Ros Trifina saat konferensi pers menjelaskan, saat ini Legit sudah dibawa ke IGD.

“Dia dibawa ke IGD bukan karena adanya pemberitaan. Tapi, karena sudah dijanjikan bahwa pada hari Senin akan dibawa ke poli. Di IGD sudah dilakukan pemeriksaan. Semuanya dalam batas normal. Hanya tadi masalah penyakit dua tahun dialami. Nanti akan dijadwalkan oleh dokter untuk melakukan tindakan,” katanya.

No More Posts Available.

No more pages to load.