BERITA-AKTUAL.COM – Menindaklanjuti aksi demo Aliansi Mahasiwa Senentang tanggal 30 September lalu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sintang mengundang dua orang perwakilan mahasiswa untuk berdialog, Senin (7/10/2019).
Dua orang perwakilan mahasiswa tersebut adalah Julian Satria Putra, Ketua Umum Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sintang dan Aldo Topan Rivaldi yang merupakan korlap aksi. Mereka diterima oleh anggota DPRD Sintang Santosa dan Billy Welsan di kantor DPRD Sintang Jalan M Sa`ad.
“Kami memanggil mahasiswa secara kekeluargaan dulu. Kami ingin mendekatkan diri dengan mahasiswa. Bahwa mereka tidak terpisahkan dari DPRD,” kata Santosa pada berita-aktual.com usai pertemuan dengan mahasiswa.
Dikesempatan itu, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menjelaskan alasan anggota DPRD Sintang tidak bisa menerima massa aksi tanggal 30 September lalu. Sehingga, massa aksi dari mahasiswa hanya diterima oleh Sekretaris DPRD Sintang Marchues Afen.
“Saat aksi mahasiswa berlangsung, kami sedang bertugas untuk berangkat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Inilah yang kami jelaskan pada mahasiswa. Bahwa, DPRD Sintang tidak menemui mahasiswa bukan disengaja. Tapi karena sedang bertugas,” jelasnya.
Legislator muda ini kemudian meminta klarifikasi terkait mosi tidak percaya mahasiswa yang disampaikan pada poin 8 saat demo berlangsung. “Poin ini sedikit menyakiti kami sebagai anggota DPRD Sintang yang baru. Mengingat, kami baru dilantik. Dan secara kelembagaan di DPRD Sintang belum dibagi tugas. Nanti bertugas dibidang apa? Mengawasi dibidang apa? semuanya belum ditetapkan,” katanya.
“Saat Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum terbentuk, tetapi sudah muncul mosi tidak percaya, ini yang disesalkan. Kalau sudah tidak percaya dengan DPRD, mau percaya dengan siapa? Karena, kami adalah wakil rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Sintang untuk sama-sama mengawasi kebijakan pemerintah,” jelasnya.
Anggota DPRD Sintang Billy Welsan menambahkan, inti dari pertemuan itu adalah ingin menjelaskan bahwa pihaknya tidak lari dari mahasiswa saat demo tanggal 30 September 2019 lalu.
“Kami klarifikasi bahwa saat itu DPRD Sintang sedang menjalankan tugas ke luar daerah. Surat tugas udah keluar lebih dulu, barulah izin demo masuk ke DPRD Sintang. Itu intinya, kami tidak meninggalkan mereka,” tegas politisi Gerindra ini.
Politisi dapil Sintang Kota ini memastikan hasil pertemuan dengan mahasiswa akan disampaikan ke pimpinan DPRD Sintang. Agar segere dijadwalkan pertemuan resmi. “Pasti akan sampaikan ke Ketua dan teman-teman lainnya,” beber Billy.
“Kedepan, kita akan menjadwalkan pertemuan kembali dengan mahasiswa secara formal. Karena, harus ada klarifikasi secara formal. Mengingat poin terkait mosi tidak percaya pada DPRD Sintang sudah beredar di masyarakat,” tambah Santosa.
Ketua Umum Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sintang Julian Satria Putra mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut pihaknya diundang secara spontan melalui telepon. “Kami membahas aksi 30 September. Dalam pertemuan itu, kami ingin tuntutan yang kami sampaikan diteruskan ke pusat,” katanya.
Kedepan, ia berharap DPRD bisa menemui mahasiswa ketika melakukan aksi. “Jangan seperti aksi lalu, kedepan kalau kami datang harap ditemui,” pintanya.
Ia mengakui, mahasiwa akan diundang oleh DPRD Sintang dalam pertemuan formal. “Ya, kami diundang lagi,” pungkasnya.