BERITA-AKTUAL.COM – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar mengatakan bahwa hingga saat ini Kabupaten Sintang masih kekurangan 1.500 tenaga guru untuk SD dan SMP.
“Semakin bertambahnya sekolah, maka kebutuhan guru juga bertambah pula. Makanya soal wacana menghapus tenaga honor guru, saya keberatan,” kata Lindra pada berita-aktual.com, beberapa waktu lalu.
Namun jika penghapusan tenaga honorer termasuk guru ditetapkan oleh pemerintah pusat, kata Lindra, di daerah tentu tidak bisa berbuat banyak.
“Tapi yang jadi pertanyaan, mau dikemanakan pendidikan kita jika honorer dihapus? Mau dikemanakan mencerdaskan anak bangsa ini? Mengingat Sintang sangat kekurangan guru,” ujarnya.
Lindra menegaskan bahwa keberadaan guru honorer selama ini sangat membantu dunia pendidikan. Apalagi banyak sekolah-sekolah di pedalaman yang kekurangan guru. Keberadaan para honorer tentunya turut berperan mencerdaskan anak bangsa.
“Soal kekurangan guru ini tak hanya di pedalaman saja. Kita di kota saja masih kekurangan guru. Namun untuk pemenuhan tenaga guru, kita masih memprioritaskan untuk sekolah-sekolah di pedalaman,” tegasnya.
Sementara itu, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Sintang resmi membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), baik itu guru maupun tenaga kesehatan. Untuk penerimaan guru, kuota yang ditetapkan pemerintah pusat untuk Kabupaten Sintang sebanyak 600 orang.
Lindra menuturkan, meski penerimaan P3K guru cukup banyak tahun ini, belum memenuhi semua kekurangan tenaga pendidik di Bumi Senentang. Namun ia mengakui kalau penerimaan P3K jadi angin segar bagi dunia pendidikan untuk sedikit-demi sedikit memenuhi kebutuhan guru yang ada.
“Kalau saya justru ingin melakukan pengangkatan PNS kembali. Kan gitu. Untuk guru penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) guru ini kan mengakomodir para honorer agar bisa diangkat. Dan sesuai Undang Undang ASN, kalau sudah berumur 35 tahun ke atas, tidak melamar CPNS,” katanya.